Laman

Kamis, 16 November 2017

Nubuatan Hz. Masih Mau’ud as. tentang Peristiwa WTC dan Perang Nuklir




            Yang Maha Mengetahui yang ghaib, dan Dia tidak menyatakan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya.
               
Apabila seorang rasul datang ke dunia, maka ada beberapa tolok ukur yang dapat dipakai untuk menguji benar atau tidaknya orang yang mengaku sebagai rasul tersebut. Salah satu diantaranya adalah ayat-ayat Al-Qur’an, yang dari kandungan ayat tersebut, dengan jelas dipahami bahwa tanda dari seorang rasul yang benar adalah banyak menerima dan menyampaikan khabar ghaibn atau nubuatan mengenai hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang.
               
Marilah kita memperhatikan nubuatan dari Hz. Masih Mau’udas yang beberapa tahun ke belakang ini telah sempurna di depan mata kepala kita sendiri, meskipun hanya melalui tayangan TV. Nubuatan tersebut adalah peristiwa hancurnya gedung pencakar langit WTC (World Trade Center) dan situasi politik dunia saat ini. Namun demikian disajikannya nubuatan ini, sama sekali tidak dengan maksud kajian politik, namun semata-mata hanya dengan maksud kajian kebenaran seorang rasul yang diutus Tuhan untuk zaman ini.
               
Nubuatan tersebut disajikan dalam bentuk syair Hz. Masih Mau’udas yang dikutip dari “Dur-e-Samin” (Berlian yang Mulus).

                “Selasa yang kedua, semacam gempa bumi pun benar-benar terjadi, yang menyebabkan pandangan kiamat ditengah jeritan tangis kesengsaraan.
Bangunan-bangunan besar tinggi yang pada suatu saat berdiri megah terisi oleh sejumlah orang-orang besar berubah menjadi gundukan bata dan batu koral terbalut debu dan abu.
Tanda ini yang terjadi pada Selasa itu.
Hanyalah sesuap yang kamu cicipi saat sarapan pagi.
Benar, suatu tanda lainnya akan datang beberapa hari lagi.
Yang akan membawa goncangan kehancuran pada desa-desa, kota, dan padang rerumputan.
Ini adalah fakta yang didasari oleh wahyu yang benar, tanpa keraguan ia pun akan terjadi.
Tunggulah beberapa hari lagi, sabarlah, tetaplah dalam kebenaran, bersiap-siaplah untuk menanggung beban berat ini.”

Pada bait “Selasa yang kedua”, kenyataannya peristiwa hancurnya WTC tersebut terjadi pada hari Selasa minggu kedua bulan September. Dan pada bait “saat sarapan pagi”, kenyataannya peristiwa itu terjadi pada pukul 08.45 pagi, dimana jam kantor disana dimulai pada pukul 09.00 pagi. Dan nubuatan ini sempurna setelah 93 tahun kemudian (1908-2001). Sebelum peristiwa ini terjadi, tak seorang pun dapat menerangkan apa artinya selasa yang kedua dan apa maksudnya saat sarapan pagi itu.





Kemudian pada bagian kedua, jelas diisyarahkan bahwa malapetaka yang akan datang itu akan membawa kehancuran pada desa-desa, kota, dan padang rerumputan. Ini menunjukkan bahwa kehancuran itu akan melanda, mungkin seluruh dunia, atau seluruh permukaan bumi yang didiami manusia. Ini adalah bayangan kehancuran yang sangat mengerikan. Dan hal ini mengingatkan kepada khutbah Khalifatul Masih IVrh pada tanggal 19 Juli di Islamabad yang berjudul “Nubuatan mengenai Perang Nuklir”. Beliaurh merujuk kepada surah Ad-Dukhan ayat 11-15.

Kemudian beliaurh menjelaskan bahwa selain Hz. Masih Mau’udas, sejak 1400 tahun yang lalu tak ada seorang pun  yang datang memberi peringatan kepada manusia mengenai hancurnya dunia akibat bom atom. Oleh karena itu, ayat ini ada hubungannya dengan Jemaat Ahmadiyah dan pribadi Hz. Masih Mau;udas. Dalam kurun waktu 1400 tahun, tidak akan ada menemukan seorang suci pun, yang setelah mendapat petunjuk dari Allah Ta’ala, lalu mengumandangkan kepada dunia mengenai kehancuran dunia akibat bom atom, atau yang menerangkan bahwa dalam Al-Qur’an disebutkan tentang kejadian itu. Jadi Allah Ta’ala memberi ilham kepada beliauas bahwa perang yang amat menakutkan akan terjadi di dunia ini, sehingga dunia akan mahrum dari berbagai kehidupan.

Menurut beliaurh, akibat dari perang nuklir ini disebabkan karena keingkaran manusai terhadap rasul akhir zaman ini dan akan timbul 2 hal, yakni:
1.       Mega yang mengandung racun yang sangat membahayakan akan menyebar di dunia, dan umat manusia akan ditimpa azab yang keras dan pedih.
2.       Disebabkan oleh hal itu, akhirnya manusia mulai beriman.

Dan beliaurh merasa yakin bahwa setelah azab itu, maka kemenangan Islam akan datang. Sejalan dengan pendapat beliaurh bahwa ayat ini ada pertalian dengan Hz. Masih Mau’udas penting untuk diperhatikan bagian ayat berikut:

“Betapa mereka dapat memperoleh faedah dari peringatan itu, ketika datang kepada mereka seorang rasul yang menerangkan segala sesuatu dengan jelas. Namun demikian mereka berpaling dan berkata, ‘Ia adalah belajar gila.’”

Tentu kita akan bertanya, siapakah rasul yang disebut sebagai pelajar itu? Hal ini menjadi jelas tatkala kita merenungkan sebuah wahyu yang turun kepada Hz Masih Mau’ud, yaitu:

“Semoga berkat dari Muhammadsaw, berkat bagi yang mengajar (Muhammadsaw) dan bagi yang belajar (Masih Mau’udas)

Kemudian apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi ancaman perang nuklir tersebut, yang kedatangan sudah dipastikan, tetapi kita tidak mengetahui kapan hal itu terjadi, mungkin dalam waktu yang dekat, tidak lama lagi atau mungkin saja masih cukup lama, karena nubuatan Hz. Masih Ma’ud mengatakan:

Benar, suatu tanda lainnya akan datang beberapa hari lagi.
Yang akan membawa goncangan kehancuran pada desa-desa, kota, dan padang rerumputan.
Ini adalah fakta yang didasari oleh wahyu yang benar, tanpa keraguan ia pun akan terjadi.
Tunggulah beberapa hari lagi, sabarlah, tetaplah dalam kebenaran, bersiap-siaplah untuk menanggung beban berat ini.”
               
Kalimat “Beberapa hari lagi” dan “Tunggulah, beberapa hari lagi” bisa ditafsirkan beberapa puluh tahun lagi? Hanya Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui. Tetapi yang lebih penting adalah bahwa kita sejak hari ini harus berusaha sekuat tenaga, dengan perhatian yang penuh dan sungguh-sungguh melakukan persiapan-persiapan. Hz. Masih Mau’udas telah mengisyarahkan persiapan-persiapan tersebut dalam nubuatan tadi, yakni:

“. . . . ., sabarlah, tetaplah dalam kebenaran, bersiap-siaplah untuk menanggung beban berat ini.”



Ilustrasi mengenai perang nuklir


Jadi ada tiga hal yang diisyarahkan beliauas, yakni sabar, istiqamah, dan mempersiapkan diri. Dalam khutbah Hz. Khalifatul Masih IVrh, kita dapat merenungkan rincian dari persiapan tersebut, yaitu:

Pertama, warga Jemaat Ahmadiyah hendaknya giat berdoa agar umat manusia segera beriman. Ini mengandung arti bahwa pertablighan harus lebih digiatkan, karena hanya keimanan kepada rasul akhir zaman ini yang dapat menyelamatkan manusia dari azab tersebut.

Kedua, Huzurrh merujuk kepada ayat-ayat di bawah ini, yang menurut beliau merupakan amanat penting dari Allah Ta’ala yang harus selalu diperhatikan, yakni: (QS. 63 : 11-12)

“Dan nafkahkanlah dari apa yang telah kami rezekikan kepadamu sebelum kematian menimpa seseorang dari antara kamu, lalu ia berkata, ‘Hai Tuhanku! Andaikata Engkau memberi tenggang waktu kepadaku barang sejenak, niscaya aku akan bersedekah dan menjadi termasuk orang-orang saleh.’ Dan Allah sekali-kali memberi tangguh suatu jiwa pun, apabila ajalnya telah tiba, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Beberapa hal penting yang terkandung dalam ayat tersebut menasehatkan kepada kita:
1.       Infaq fii sabilillah (membelanjakan harta di jalan Allah) ada hubungannya dengan dikabulkannya doa. Kalau seseorang mau berkorban, maka doa-doanya akan terkabul. Sebaliknya, jika seseorang itu tidak mau berkorban, maka tak akan ada doanya yang terkabul. Dan terkabulnya doa-doa ini, tentu sangat penting untuk keselamatan dari azab perang nuklir nanti.
2.       Orang yang berkorban akan dianugerahi ketentraman hati. Ia tidak akan dihinggapi rasa penyesalan seperti yang dirasakan oleh orang-orang yang tidak mau berkorban sebagaimana digambarkan dalam ayat-ayat di atas. Mereka akan memohon diberi kesempatan (hidup) lagi agar bisa melakukan pengorbanan dan amal saleh.
3.       Merupakan khabar gembira bagi orang-orang mukmin yang sibuk berkorban. Dan berkat dari pengorbanannya itu ia akan dianugerahi ketentraman qalbu. Karena bagi orang-orang mukmin, seperti itu ada janji khabar ghaib dari Allah Ta’ala:

“Hai jiwa yang tentram! Kembalilah kepada Tuhan engkau, engkau ridha kepada-Nya dan Dia pun ridha kepadamu, maka masuklah di antara hamba-hamba-Ku yang terpilih, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr : 28-31)



Rafi Zafir Ahmad
Forum Kajian Ilmu Tafsir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JAMAI Silaturahim ke GAI (Gerakan Ahmadiyah Indonesia)

Pada tanggal 22 Oktober 2017 pukul 10.00 WIB kami dari Forum Kajian Ilmu Hadits dan Fiqih mengadakan silaturahmi ke Gerakan Ahmadiyah Indon...